Rabu, 25 April 2018

risum buku inovasi model pembelajaran sesuai kurikulum 2013 lengkap, karya Nurdiansyah, M.Pd Eni Fariyani Fahyuni, M.Pd.I


INOVASI MODEL PEMBELAJARAN SESUAI KURIKULUM 2013

Penulis:
Nurdiansyah, M.Pd
Eni Fariyani Fahyuni, M.Pd.I

Diterbitkan oleh:
Nizamia Learning Center Sidoarjo

Cetakan pertama, mie 2016

BAB I
KONSEP PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS KURIKULUM

A.      Makna Pembelajaran
Sejalan dengan banyaknya paham behavioristik yang dikembangkan para ahli, pembelajaran ditafsirkan sebagai upaya pemahiran ketrampilan melalui pembiasaan siswa secara bertahap dan terperinci dalam memberikan respon atau stimulus yang diterimanya yang diperkuat oleh tingkah laku yang patut dari para pengajar
Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hokum atau prinsip melalui tahapan-tahan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), Merumuskan masalah, me3ngajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikannya

B.       Model-Model Pembelajarn
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung maupun secara tidak langsung. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan–bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas yang lain. Model pembelajaran memiliki ciri–ciri sebagai berikut. 1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. 2. Mumpunyai misi atau tujuan pendidkan tertentu. 3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas. 4. Memiliki bagian–bagian model yang dinamakan: (a) urutan langkah–langkah pembelajaran (syntax); (b) adanya prinsip– prinsip reaksi; (c) sistem sosial; dan (d) sistem pendukung. 5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. 6. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilih. Model pembelajaran berdasarkan teori belajar, meliputi model interaksi sosial, model pemrosesan informasi, model personal, dan model pembelajaran modifikasi tingkah laku (behavioral).

C.      Model Pembelajaran Kontekstual
Model pembelajaran kontekstual (contekstual teaching and learning) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dan mengaitkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari.
Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Ciri khas CTL ditandai oleh tujuh komponen utama, yaitu 1) Constructivism; 2) Inkuiri; 3) Questioning; 4) Learning Community; 5) Modelling; 6) Reflection; dan 7) Autthentic Assesment.
Ada tujuh prinsip pembelajaran kontekstual yang harus dikembangkan oleh guru, yaitu :
1.       Konstruktivisme (Constructivism)
2.       Menemukan (Inkuiri)
3.       Bertanya (Questioning)
4.       Masyarakat Belajar (Learning Community)
5.       Pemodelan (Medelling)
6.       Refleksi (Reflection)
7.       Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)

D.      Teori Dasar Pendekatan CTL
1.      Teori ausubel
2.      Tiori piaget
3.      Tiori vygotsky


BAB IV
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat hingga lima orang siswa dengan struktur kelompok bersifat heterogen.
Menurut Rusman, setidaknya ada empat karakter yang menjadi ciri khas model pembelajaran kooperatif, yaitu : 1. Pembelajaran secara kelompok (team work) 2. Berdasar pada manajemen kooperatif memiliki tiga fungsi, yaitu: a) Fungsi manajemen sebagai perencanaan b) Fungsi manajemen sebagai organisasi, c) Fungsi manajemen sebagai kontrol. 3. Kemauan bekerja sama dalam konteks pembelajaran kooperatif 4. Keterampilan bekerja sama.
Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur dasar dalam model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan, yaitu sebagai berikut :
1.       Prinsip Ketergantungan Positif
2.       Tanggung Jawab Perseorangan
3.       Interaksi Tatap Muka
4.       Partisipasi dan Komuniksi
5.       Evaluasi Proses Kelompok
Ada beberapa varuasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif, walaupun prinsip dasar dari pembelajaran kooperatif ini tidak berubah, jenis-jenis model tersebut, adalah sebagai berikut:
1.       Model Student Team Achievement Division (STAD)
2.       Model jigsaw
3.       Investigasi kelompok
4.       Model make a match
5.       Model TGT
6.       Model structural
BAB V
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM)

 Belajar berbasis masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Pembelajaran berbasis masalah memiliki karakteristik sebagai berikut.
1.       Pengajuan pertanyaan atau masalah
2.       . Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
3.       . Penyelidikan autentik
4.       Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.
5.       Kolaborasi.
Pendekatan PBM berkaitan dengan penggunaan kecerdasan dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok/lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan, dan kontekstual. Penerapan PBM dalam pembelajaran menuntut kesiapan baik dari pihak guru yang harus berperan sebagai seorang fasilitator sekaligus sebagai pembimbing. Guru dituntut dapat memahami secara utuh dari setiap bagian dan konsep PBM dan menjadi penengah yang mampu merangsang kemampuan berpikir siswa. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan lebih efektif apabila individu, khususnya siswa dapat mengalaminya sendiri, bukan hanya menunggu materi dan informasi dari guru, tetapi berdasarkan pada usaha sendiri untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru dan kemudian mengintergrasikannya dengan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki sebelumnya.

BAB VI
MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM

PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM, diharapkan berkambangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelejaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Terdapat empat aspek yang memengaruhi model PAKEM, yaitu: pengalaman, komunikasi, interaksi, dan refleksi. Apabila dalam sebuah pembelajaran terdapat keempat aspek tersebut, maka kriteria PAKEM terpenuhi. Daryanto (2013) menyatakan sekurang-kurangnya ada empat prinsip PAKEM, yakni:
1.       Mengalami
2.       Interaksi
3.       Komunikasi
4.       Refleksi
Dalam perkembangan model-model pembelajaran, ternyata terdapat beberapa model-model pembelajaran yang sebenarnya telah memuat konsep PAKEM. Menurut Udin S. Saud, terdapat tiga model pembelajaran yang telah biasa digunakan oleh para pengajar yang pada dasarnya mendukung PAKEM, yaitu: 1. pembelajaran kuantum, 2. pembelajaran bebasis kompetensi, dan 3. pembelajaran kontekstual.

BAB VII
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING)

Pembelajaran elektronik (e-Learning) merupakan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan Internet sebagai metode penyampaian, Interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya
Internet merupakan perpustakaan raksasa dunia, karena di dalam internet terdapat miliaran sumber informasi, sehingga kita dapat menggunakan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan. Berikut ini hal-hal yang dapat difasilitasi oleh adanya internet, yaitu 1. Discovery (penemuan), 2. Communication (komunikasi), 3. Collaboration (kolaborasi).

BAB VIII
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Model pembelajaran inkuiri pertama kali dikembangkan oleh Richard Suchman tahun 1962 (Joyce and Well, 2009), untuk mengajar para siswa memahami proses meneliti dan menerangkan suatu kejadian. Menurut Sanjaya (2014), ada beberapa hal yang menjadi karakteristik utama dalam pembelajaran inkuiri, yaitu:
1.      Inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untu mencari dan menemukan.
2.      Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dan sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belajar)
3.      Tujuan dari penggunaan inkuiri dalam pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Jenis-jenis Model Pembelajaran Inkuiri 1. Inkuiri terbimbing (Guided inkuiri), inkuiri bebas (free inkuiri), Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inkuiri) Teori-Teori Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
1.      Tiori piaget
2.      Teori Perkembangan Social Vygotsky
3.      Teori Penemuan Jerome Bruner
4.      Teori Konstruktivisme John Dewey

BAB IX
MODEL PEMBELAJARAN VCT (VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE)

Teknik mengkarifikasi nilai (Value clarification technique) atau sering disebut VCT dapat diartikan sebagai teknik pengajaran untuk membantu peserta didik dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri peserta didik
Metode yang layak digunakan pada model pembelajaran VTC, sebagaimana beberapa ahli mengakumulasikan metode-metode tersebut, antara lain: (a) metode diskusi, ceramah, bermain peran, wawancara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

cooveratif learning oleh Ahmad Noor Fatirul, Drs. ST. M.Pd.

COOPERATIVE LEARNING Oleh Ahmad Noor Fatirul, Drs. ST. M.Pd. A.   Pendahuluan Sebagai sebuah model pengajaran, pembelajaran koope...